S E L A Y A N G P A N D A N G
MAENPO MARGALUYU
Paguron Maenpo Margaluyu adalah organisasi
beladiri pencak Maenpo, berazaskan Islam, berjiwa tauhid, bertujuan mewujudkan
ahklak mulia yang dikehendaki oleh agama Islam yang sesungguhnya. Maenpo
Margaluyu merupakan aliran pencak yang
bersumber pada Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat Cikuya yang didirikan oleh
Abah Andadinata, Cikuya, Cicalengka, Bandung dan aliran Maenpo Cikalong versi
Gan Uweh), yang didirikan oleh Raden Haji Ibrahim Djaya Perbata, Cianjur.
Maenpo Margaluyu merupakan buah
penggodokan/ pengkajian dan penghayatan, pendiri Maenpo Margaluyu, atas beladiri
yang pernah dipelajarinya, yaitu aliran Gerak Badan Pencak Margaluyu, Maenpo
Cikalong dan guru-guru pencak yang pernah dipelajarinya, diolah sedemikian rupa
menjadi sebuah aliran pencak Maenpo Margaluyu. Dalam pengertian teknis beladiri
Maenpo Margaluyu adalah suatu sistem beladiri jarak dekat dengan penggunaan
tenaga gabungan Jurus-jurus Margaluyu, Mahdi, Sahbandar, Kari dan serta
menempatkan keseimbangan sebagai suatu unsur yang penting sebagai modal
pertahanan dan serangan.
Secara garis besar Maenpo
Margaluyu memiliki 10 Jurus Halusan, antara lain yang lazim terdengar di
khasanah pencak Pasundan adalah Keupeul, Teudeut, Jeblag, Beset, Giles,
Tamplok, Leliwatan, Colok, Patahan dan Angkat/Seseup. Walaupun hanya terdiri
dari 10 jurus tetapi apabila telah dilakukan penggabungan dan pendalaman,
aplikasi dari sepuluh jurus tersebut menjadi tidak terbatas banyaknya, hal ini
karena aplikasi dari jurus-jurus Maenpo Margaluyu disesuaikan dengan kondisi
dan masalah yang dihadapi.
Dalam mempelajari keilmuan Maenpo
Margaluyu, para penghayat akan
mendapatkan 3 pelajaran pokok dari keilmuan Maenpo Margaluyu: (1) Mempelajari
karakter lawan, (2) Kekuatan lawan dan (3) Rasa lawan. Yang ketiga inilah yang
harus dipelajari dengan serius karena rasa tidaklah sama antara orang yang satu
dengan lainnya, termasuk dari nama Paguron Maenpo Margaluyu bisa saja nama
sama, namun rasa antara Maenpo Margaluyu yang satu dengan lainnya dapat berbeda-beda.
Kemampuan mengatasi atau menaklukkan lawan
tidak hanya dengan kekuatan jasmani semata namun lebih kepada kemampuan akal
dan teknis sehingga terhindar dari malapetaka baik diri sendiri ataupun orang
lain, sesungguhnya keilmuan Maenpo Margaluyu adalah sebagai alat tali
silaturahmi dan persaudaraan. “Membeladiri bukan untuk mencelakai lawan, namun
membeladiri dan menyelamatkan lawan”. Maenpo Margaluyu memandang bahwa keahlian
dalam menguasai beladiri sepenuhnya adalah
sebagai alat kontrol yang senantiasa mempertimbangkan rasio dan hati
(rasa) dalam bertindak dan menganggap bahwa perkelahian bukan merupakan pilihan
utama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dan ada. Maenpo Margaluyu
ditujukan untuk kebaikan dan ibadah bagi yang menyebarkannya maka tindakan
menjaga nilai-nilai tersebut perlu
dilakukan
Maenpo Margaluyu memandang bahwa ilmu,
keterampilan, sikap yang dipelajari lebih dari sekedar “beladiri” sebagai
sarana mempertahankan diri namun lebih kepada “aji diri” yakni pemahaman yang
lebih mengkaji segala akibat tindakan yang akan dilakukan kepada orang lain
jika hal tersebut terjadi pada diri sendiri, sehingga sangat sulit untuk
mengetahui siapa yang sudah tinggi ilmunya dan siapa yang masih rendah, sebab
apa yang tampak, misalnya kebagusan ibing (tari penca) tidak dapat di jadikan
patokan kemahiran penca maenpo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar