04 Mei 2021
S E L A Y A N G P A N D A N G
MAENPO MARGALUYU
Paguron Maenpo Margaluyu adalah organisasi
beladiri pencak Maenpo, berazaskan Islam, berjiwa tauhid, bertujuan mewujudkan
ahklak mulia yang dikehendaki oleh agama Islam yang sesungguhnya. Maenpo
Margaluyu merupakan aliran pencak yang
bersumber pada Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat Cikuya yang didirikan oleh
Abah Andadinata, Cikuya, Cicalengka, Bandung dan aliran Maenpo Cikalong versi
Gan Uweh), yang didirikan oleh Raden Haji Ibrahim Djaya Perbata, Cianjur.
Maenpo Margaluyu merupakan buah
penggodokan/ pengkajian dan penghayatan, pendiri Maenpo Margaluyu, atas beladiri
yang pernah dipelajarinya, yaitu aliran Gerak Badan Pencak Margaluyu, Maenpo
Cikalong dan guru-guru pencak yang pernah dipelajarinya, diolah sedemikian rupa
menjadi sebuah aliran pencak Maenpo Margaluyu. Dalam pengertian teknis beladiri
Maenpo Margaluyu adalah suatu sistem beladiri jarak dekat dengan penggunaan
tenaga gabungan Jurus-jurus Margaluyu, Mahdi, Sahbandar, Kari dan serta
menempatkan keseimbangan sebagai suatu unsur yang penting sebagai modal
pertahanan dan serangan.
Secara garis besar Maenpo
Margaluyu memiliki 10 Jurus Halusan, antara lain yang lazim terdengar di
khasanah pencak Pasundan adalah Keupeul, Teudeut, Jeblag, Beset, Giles,
Tamplok, Leliwatan, Colok, Patahan dan Angkat/Seseup. Walaupun hanya terdiri
dari 10 jurus tetapi apabila telah dilakukan penggabungan dan pendalaman,
aplikasi dari sepuluh jurus tersebut menjadi tidak terbatas banyaknya, hal ini
karena aplikasi dari jurus-jurus Maenpo Margaluyu disesuaikan dengan kondisi
dan masalah yang dihadapi.
Dalam mempelajari keilmuan Maenpo
Margaluyu, para penghayat akan
mendapatkan 3 pelajaran pokok dari keilmuan Maenpo Margaluyu: (1) Mempelajari
karakter lawan, (2) Kekuatan lawan dan (3) Rasa lawan. Yang ketiga inilah yang
harus dipelajari dengan serius karena rasa tidaklah sama antara orang yang satu
dengan lainnya, termasuk dari nama Paguron Maenpo Margaluyu bisa saja nama
sama, namun rasa antara Maenpo Margaluyu yang satu dengan lainnya dapat berbeda-beda.
Kemampuan mengatasi atau menaklukkan lawan
tidak hanya dengan kekuatan jasmani semata namun lebih kepada kemampuan akal
dan teknis sehingga terhindar dari malapetaka baik diri sendiri ataupun orang
lain, sesungguhnya keilmuan Maenpo Margaluyu adalah sebagai alat tali
silaturahmi dan persaudaraan. “Membeladiri bukan untuk mencelakai lawan, namun
membeladiri dan menyelamatkan lawan”. Maenpo Margaluyu memandang bahwa keahlian
dalam menguasai beladiri sepenuhnya adalah
sebagai alat kontrol yang senantiasa mempertimbangkan rasio dan hati
(rasa) dalam bertindak dan menganggap bahwa perkelahian bukan merupakan pilihan
utama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dan ada. Maenpo Margaluyu
ditujukan untuk kebaikan dan ibadah bagi yang menyebarkannya maka tindakan
menjaga nilai-nilai tersebut perlu
dilakukan
Maenpo Margaluyu memandang bahwa ilmu,
keterampilan, sikap yang dipelajari lebih dari sekedar “beladiri” sebagai
sarana mempertahankan diri namun lebih kepada “aji diri” yakni pemahaman yang
lebih mengkaji segala akibat tindakan yang akan dilakukan kepada orang lain
jika hal tersebut terjadi pada diri sendiri, sehingga sangat sulit untuk
mengetahui siapa yang sudah tinggi ilmunya dan siapa yang masih rendah, sebab
apa yang tampak, misalnya kebagusan ibing (tari penca) tidak dapat di jadikan
patokan kemahiran penca maenpo.
S I S T I M A T I K A P E L A T I
H A N
MAENPO MARGALUYU
Maenpo Margaluyu tidak mengenal tingkatan
dalam olah jurusnya, dan tidak mengenal istilah guru besar. Senioritas secara otomatis
akan terbentuk sendiri sesuai dengan pengalaman masing dalam implementasi
sehari-hari. Dengan demikian tidak akan terjadi jarak antara pelatih dengan
yang dilatih.
Pelatihan jurus-jurus Maenpo Margaluyu
dilakukan secara privat/individu tidak dilakukan secara massal, karena diyakini
bahwa kualitas optimal dapat diperoleh, sehingga kelak dikemudian hari pakem
tata gerak jurus jurus Maenpo Margaluyu tetap terjaga kelestarianya. Tata gerak
Jurus-jurus Maenpo Margaluyu dibagi tiga bagian:
Jurus Halusan dan Jurus Tikahan
Bersifat jurus wajib ditempuh
Pelatihan jurus wajib meliputi pelajaran
dasar Maenpo Margaluyu merupakan gerakan dasar yang harus dikuasai penghayat
Maenpo Margaluyu. Gerakan dasar terdiri atas 5 (lima) bagian, yaitu: (1) 10 Jurus
Halusan dan 5 jurus Tikahan (2)
Pancer, (3) Tangtungan, (4)
Pasangan/ Sambutan, (5) Susun Tempel. Nama-nama Jurus Halusan dan Tikahan:
Jurus 1 (Keupeul) - Jurus 10.2 (Tikahan 1)
Jurus 2 (Teundeut) - Jurus 4.3 (Tikahan 2)
Jurus
3 (Jeblag) - Jurus 5.8 (Tikahan
3)
Jurus
4 (Beset) - Jurus 7.6 (Tikahan 4)
Jurus
5 (Giles) - Jurus
9.6 (Tikahan 5)
Jurus
6 (Tamplok)
Jurus
7 (Leliwatan)
Jurus
8 (Colok)
Jurus
9 (Patahan)
Jurus
10 (Angkat/Seuseup)
Harkatan dilaksanakan setelah peserta
pelatihan menyelesaikan jurus Halusan, diakhiri dengan jurus Tikahan yang
merupakan penggabungan jurus Halusan. Harkatan itu sendiri hanya dilakukan satu
kali saja, karena semua jurus Halusan merupakan ibu atau induk dari semua jurus
jurus Maenpo Margaluyu. Harkatan atau wisuda bukanlah proses pemindahan ataupun
transfer energi ataupun pengisian energi, karena keilmuan Maepo Margaluyu bukan
berbasis pada ilmu ilmu hikmah yang dikenal saat ini. Harkatan itu sendiri
adalah memohon kepada Allah SWT agar semua jurus jurus Maenpo Margaluyu dapat
digunakan secara optimal dalam membela diri dan atau melindungi/menolong sesama
umat.
Jurus Mahdi/Pancer dan Jurus Sahbandar
bersifat pilihan dalam
arti tidak wajib tempuh
Pelatihan jurus Mahdi/Pancer dan jurus
Sahbandar hanya diberikan kepada mereka yang sudah diharkat, karena sifatnya
bukan jurus wajib, maka sistimatikanya bisa dilakukan kapan saja. Pelatihan
jurus-jurus Mahdi/Pancer dan Sahbandar dimaksudkan untuk melatih olah rasa bagi
penghayat Maenpo Margaluyu, agar yang bersangkutan dapat merasakan alir energi
dari setiap jurus yang dipelajari, sehingga
dapat mengatur dan mengendalikan alir energi secara proposional dan
efisien
Jurus Masaka
(Mahdi-Sahbandar-Kari)
Bersifat
khusus
Pelatihan jurus khusus Maenpo Margaluyu
merupakan rangkaian gerakan jurus khusus yang harus dikuasai dan
diimplemntasikan penghayat Maenpo Margaluyu. Jurus Masaka dan Payung Rosul
dilatihkan sesuai dengan performance yang bersangkutan dalam
kesempurnaan tata gerak jurus jurus yang telah ditempuh. Pelatihan jurus Payung Rosul terbuka bagi
siapa saja yang merasa telah siap secara mental dan fisik untuk mengikuti
pelatihan jurus Payung Rasul. Pelatihan jurus Payung Rasul bersifat individu/perorangan,
Demikian Sistimatika Pelatihan Maenpo Margaluyu merupakan dokumen terkendali,
bersifat flexible yang bisa diupdate/disempurnakan untuk disesuaikan dengan
perkembangan.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
MAENPO MARGALUYU
PRINSIP PEMBELAJARAN
Seorang penghayat atau seseorang yang ingin
belajar/mempelajari Maenpo Margaluyu, perlu memperhatikan beberapa prinsip
dasar di luar jurus, teknik, aplikasi dan kaedah rasa. Beberapa prinsip
pembelajaran itu adalah:
Ikhlas,
Yang pertama perlu ditaati adalah niatkan
untuk belajar secara ikhlas, dalam artian tidak ada maksud-maksud tersembunyi
seperti hanya sekedar mencoba, ingin mendapatkan kaedah-kaedah tertentunya
saja, atau jurus/teknik tertentu untuk kepentingan pribadi. Niatkanlah untuk
belajar secara ikhlas, yaitu memang ingin menekuni, menguasai, melestarikan dan
mengembangkan untuk kemaslahatan diri sendiri dan masyarakat.
Cinta, Yang kedua adalah cintailah Maenpo Margaluyu
ini maka dia akan mencintai kita. Dengan niat yang ikhlas, maka akan timbul
cinta terhadapnya dan insyaallah kita akan dimudahkan dalam menuntut ilmu
ini.
Sabar, Maenpo Margaluyu adalah silat yang
mengutamakan rasa. Yang dikejar untuk dikuasai adalah “rasa”. Kadang seperti
membosankan, sekilas sepertinya dari waktu ke waktu yang dipelajari cuma
itu-itu saja. Padahal kita tidak menyadari bahwa sudah ada peningkatan dari
pelajaran yang kita dapatkan. Oleh karena itu bersabarlah.
Kemauan
yang kuat, Insyaallah dengan kemauan yang kuat para guru dan
pelatih pun akan dengan senang hati menurunkan ilmunya.
Banyak
bertanya, Bukan dalam artian
cerewet tapi asal bunyi. Bertanyalah apa yang tidak kita mengerti, tapi sebelum
bertanya coba dan usaha lebih dulu. Setelah terasa mentok barulah bertanya.
Insyaallah selanjutnya akan terus mengerti.
Kejarlah
untuk “mengerti” tidak hanya sekedar bisa, Dengan pengertian, maka semua pelajaran akan diterima
dengan lebih mudah.
Takdir,
Di luar semua itu, kita harus kembalikan
semuanya kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa. Takdir-Nya-lah yang menentukan
seberapa jauh ilmu yang akan kita dapatkan dan kuasai dari Maenpo Margaluyu
ini.
PRINSIP TAHAPAN OLAH RASA
Sangat penting di Maenpo Margaluyu
adalah “Olah Rasa”, yang dilakukan melalui “Ulin Tapel”. Jadi bagi
anggota Maenpo Margaluyu baik itu yang belajar Halusan, Tikahan, Mahdi,
Sahbandar, Masaka dan Payung Rosul pada akhirnya semua belajar Ulin Tapel. Ulin
Tapel (olah rasa) sendiri dilakukan dalam tahapan:
Rasa
Napel (Napel = Menempel), Ini adalah tahap pertama dalam olah rasa, dilakukan dengan menempelkan
kedua lengan dengan lawan. Untuk anggota
Maenpo Margaluyu dengan “rasa” yang sudah sangat halus dan tajam, mereka
melakukannya dengan tidak melihat (menunduk atau menutup mata dengan kain),
tetapi bisa merasakan pergerakan lawan maupun arah tenaga dan sumber tenaga
lawan.
Rasa
Anggang (Anggang = “terdapat jarak”), Tahapan kedua adalah “rasa anggang”, yang dilakukan
tanpa menempelkan tangan, dan mencoba membaca tenaga, arah serangan, sumber
tenaga dan pergerakan lawan. Ini seperti “rasa napel” yang diberi jarak.
Seperti juga dalam “rasa napel”, anggota Maenpo Margaluyu yang expert bisa
melakukannya dengan mata tertutup.
Rasa
Sinar (Energi), Ini mungkin
terdengar dan terlihat seperti “utopia”, mimpi/khayalan. Tetapi kalau sudah
melihat seorang pelaku Maenpo Margaluyu melakukannya mungkin akan percaya. Hal
ini tidak berhubungan dengan ilmu ghaib. Rasa Sinar/energi sendiri bisa
diartikan latihan intuisi dan eksistensi. Mungkin salah satu contoh
penerapannya kita bisa mengetahui orang yang datang mendekati kita itu punya
niat baik atau jahat. Sesuai dengan namanya, merasakan dari “sinar/energi”
orang.
Ketiga “olah Rasa” tersebut bertujuan untuk
mencari “kesempurnaan rasa” dalam Maenpo Margaluyu yang
disebut “rasa sajeroning rasa”, artinya “rasa di dalam rasa”. Sebuah wujud
ketenangan dan kematangan dalam ber-Maenpo.
PRINSIP IMPLENTASI JURUS
Untuk dapat melakukan jurus-jurus Maenpo
Margaluyu dengan baik, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Posisi, waktu, alat, jangkauan, gerakan, dan
sasaran harus benar dan tepat. Sebab, jika tidak benar dan tepat hasilnya tidak
maksimal (tidak seperti yang diinginkan).
Berusaha untuk dekat dengan lawan, Dasar
pencak Maenpo Margaluyu adalah permainan rasa dengan memanfaatkan atau
menyalurkan tenaga lawan. Untuk dapat melaksanakannya dengan baik, maka pesilat
Menpo Margaluyu harus berusaha sedekat mungkin (menempel) pada lawan. Oleh
karena sifatnya yang demikian, maka dalam pencak Maenpo Margaluyu dikenal beberapa istilah, seperti:
ameng tampelan, tatapelan atau usik-usikan. Jenis tenaga rasa banyak macamnya
bergantung pada daya dan kegunaan. Jadi, bisa dari pangkal lengan, telapak
kaki, jari-jari, dan anggota tubuh lainnya. Pemukulan misalnya, dalam seni
beladiri tradisional lainnya (selain silat Maenpo) biasanya tenaga telah diisi
pada awal pemukulan, sehingga jika luput (tidak mengenai sasaran) si pemukul
akan terbawa oleh tenaganya sendiri. Akan tetapi, dalam Maenpo Margaluyu tenaga
tidak dimulai pada awal pemukulan, melainkan pada saat mengenai sasaran. Jika
pukulan tertahan oleh lawan, maka tenaga secepatnya ditarik kembali dan
dikosongkan (seperti semula).
Gerakan untuk menghindar, Setiap tekanan yang
terasa oleh pesilat Maenpo Margaluyu harus secapatnya dinetralisir (biasanya
secara reflek karena sudah menguasai rasa). Sebagai catatan, dalam pencak
Maenpo Margaluyu tidak ada ibing penca (permainan silat yang hanya berupa
pengantar). Akan tetapi, langsung berisi karena sifat pencak maenpo ini ringkas
dan gesit. Oleh karena itu, tidak selaras dengan gendang pencak.
Fungsi pencak yang disebut sebagai Maenpo
Margaluyu ini adalah sebagai seni bela diri dan sekaligus kesehatan. Sedangkan,
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain adalah: kesabaran,
kecermatan dan ketangkasan. Nilai kesabaran tercermin dari penguasaan rasa yang
tentunya tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dipelajari segara gigih
dan penuh dengan kesabaran. Nilai kecermatan dan ketangkasan tercermin ketika
harus melakukan gerakan-gerakan yang benar dan tepat.
KEGUNAAN DAN FUNGSI JURUS
MAENPO MARGALUYU
NO |
JURUS |
FUNGSI JURUS |
1 |
Keupeul |
- Pertahanan - Mengunci Lawan - Pengisian/Penguncian energi - Mencabut tenaga/energi yang kita pasang. |
2 |
Teudeut |
- Membanting - Menundukkan lawan |
3 |
Jeblag |
-
Menahan,
melempar serangan lawan -
Melempar
Serangan lawan -
Menutup
Kesaktian Nafsu -
Mendorong,
melontarkan dan menutup lawan |
4 |
Beset |
- Membuyarkan, menghamburkan lawan - Memecah Sendi-sendi/Selangkangan |
5 |
Giles |
-
Untuk
Menghindar Sekaligus Membanting Lawan -
Menarik
lawan/penyakit. -
Menguasai
sukma/jiwa seseorang/masa -
Pusaran
angin yang membuat lawan terpental tidak kenal arah |
6 |
Tamplok |
-
Membanting
dan mematahkan Lawan. -
Mengunci
orang agar nafsu amarah/niat jahat hilang -
Mengunci
kesaktian lawan, kesaktian lawan tidak bisa keluar (sama dengan jurus 3) -
Mengangkat
sekaligus membanting |
7 |
Leliwatan |
- Untuk menangkis lawan - Menarik atau membingungkan lawan - Melontarkan lawan depan dan belakang |
8 |
Colok |
- Menusuk daerah jantung, leher, dan dada lawan - Jurus Larangan: bahkan untuk latihan sekalipun. Orang
yang terkena jurus ini akan pecah jantungnya dan muntah darah |
9 |
Patahan |
- Mematahkan Tangan - Melempar Keatas |
10 |
Seseup |
- Mengangkat Tubuh Lawan - Mengambil Nafsu/Tenaga Lawan |
1 |
10.2 |
-
Mengunci, menutup,
membentengi diri dari serangan jahat, penyakit medis/non medis. |
2 |
10.3 |
- Menolak, membuang, menyingkirkan serangan lawan. - Membuang, menetralisir, mengobati atau untuk
menyembuhkan penyakit medis/non medis |
3 |
10.4 |
-
Melumpuhkan serangan
hewan buas |
4 |
10.5 |
- Menyembuhkan penyakit fisik, medis dan non medis. - Mengisi energi penyembuhan untuk pasien |
5 |
5.8 |
- Menghancurkan, melumpuhkan lawan dan mahluk halus, - Mengikat dan membuang lawan fisik dan non fisik. - Menghancurkan atau menghilangkan ilmu jahat lawan |
6 |
4.3 |
-
Diisikan kepada benda,
untuk niat mengobati/menyembuhkan |
7 |
6.9 |
- Menyatukan, merukunkan, islah, menyatukan kembali rumah
tangga yang berantakan. - Menyatukan, menyatukan merapatkan kembali penyakit/luka |
8 |
5.5 |
-
Menghilangkan,
membuang ilmu orang (Zhalim/Jahat) |
9 |
9.10 |
-
Menyembuhkan,
menyambung, mengobati penyakit tulang |
10 |
10.9 |
-
Menyembuhkan,
menyambung, mengobati penyakit tulang |
11 |
8.3 |
- Menyerang, melawan musuh/massa yg banyak dan kuat - Menyembuhkan atau mengobati penyakit syaraf atau urat. |
12 |
4.7 |
-
Memisahkan atau
membuyarkan, jika berhadapan dengan musuh/masa yang banyak. |
13 |
6.3 |
-
Membongkar, mencabut,
mengetahui rumah/sarang penjahat, makhluk halus ) |
14 |
5.3 |
-
Menghilangkan tenaga
lawan |
15 |
4.9 |
-
Mendamaikan,
merukunkan, rujuk kembali suami/Istri |
16 |
5.1 |
-
Mengurung/mengunci
orang yg akan berbuat jahat |
17 |
5.10 |
-
Mengurung, menahan,
mengunci Pencuri |
18 |
1.2 |
-
Melunakkan, melerai
orang yg suka marah marah. |
19 |
|
-
dan lain-lain |
-
KEGUNAAN DAN FUNGSI JURUS MAENPO MARGALUYU NO JURUS FUNGSI JURUS 1 Keupeul ...
-
S E L A Y A N G P A N D A N G MAENPO MARGALUYU Paguron Maenpo Margaluyu adalah organisasi beladiri pencak Maenpo, berazaskan Isla...
-
S I S T I M A T I K A P E L A T I H A N MAENPO MARGALUYU Maenpo Margaluyu tidak mengenal tingkatan dalam olah jurusnya, dan tidak me...