04 Mei 2021

 


PAGURON MAENPO MARGALU

Jl. Pertamina, Ciptodadi, Kec. Sukakarya, Kab. Musi Rawas, Sum-Sel
gbpmaenpomargaluyu@gmail.com '.Wa 0831 7727 6319
maenpomargaluyu.blogspot.com
==================================================


PENERIMAAN CALON PENGHAYAT BARU


Persyaratan

1. Usia minimal 17 tahun, atau telah menikah
2. Beragama Islam 
3. Menyetujui Anggaran Dasar dan ART Maenpo Margaluyu
4. Mempunyai Identitas Diri yang syah
5. Bersedia mematuhi Kaedah dan Ketentuan Maenpo Margaluyu

Sistem Pelatihan

1. Pelatihan secara Privat
2. Waktu Pelatihan Setiap Hari Minggu  dan Rabu Malam (Bada Isya)






 




PAGURON Maenpo Margaluyu


Jl. Pertamina, Ds. Ciptodadi, Kec. Sukakarya, Kab. Musi Rawas, Sum-Sel

gbpmaenpomargaluyu@gmail.com '. wa 0831 7727 6319

maenpomargaluyu.blogspot.com








 

S E L A Y A N G   P A N D A N G

MAENPO MARGALUYU


Paguron Maenpo Margaluyu adalah organisasi beladiri pencak Maenpo, berazaskan Islam, berjiwa tauhid, bertujuan mewujudkan ahklak mulia yang dikehendaki oleh agama Islam yang sesungguhnya. Maenpo Margaluyu merupakan aliran pencak  yang bersumber pada Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat Cikuya yang didirikan oleh Abah Andadinata, Cikuya, Cicalengka, Bandung dan aliran Maenpo Cikalong versi Gan Uweh), yang didirikan oleh Raden Haji Ibrahim Djaya Perbata, Cianjur.

Maenpo Margaluyu merupakan buah penggodokan/ pengkajian dan penghayatan, pendiri Maenpo Margaluyu, atas beladiri yang pernah dipelajarinya, yaitu aliran Gerak Badan Pencak Margaluyu, Maenpo Cikalong dan guru-guru pencak yang pernah dipelajarinya, diolah sedemikian rupa menjadi sebuah aliran pencak Maenpo Margaluyu. Dalam pengertian teknis beladiri Maenpo Margaluyu adalah suatu sistem beladiri jarak dekat dengan penggunaan tenaga gabungan Jurus-jurus Margaluyu, Mahdi, Sahbandar, Kari dan serta menempatkan keseimbangan sebagai suatu unsur yang penting sebagai modal pertahanan dan serangan.

Secara garis besar Maenpo Margaluyu memiliki 10 Jurus Halusan, antara lain yang lazim terdengar di khasanah pencak Pasundan adalah Keupeul, Teudeut, Jeblag, Beset, Giles, Tamplok, Leliwatan, Colok, Patahan dan Angkat/Seseup. Walaupun hanya terdiri dari 10 jurus tetapi apabila telah dilakukan penggabungan dan pendalaman, aplikasi dari sepuluh jurus tersebut menjadi tidak terbatas banyaknya, hal ini karena aplikasi dari jurus-jurus Maenpo Margaluyu disesuaikan dengan kondisi dan masalah yang dihadapi.

Dalam mempelajari keilmuan Maenpo Margaluyu,  para penghayat akan mendapatkan 3 pelajaran pokok dari keilmuan Maenpo Margaluyu: (1) Mempelajari karakter lawan, (2) Kekuatan lawan dan (3) Rasa lawan. Yang ketiga inilah yang harus dipelajari dengan serius karena rasa tidaklah sama antara orang yang satu dengan lainnya, termasuk dari nama Paguron Maenpo Margaluyu bisa saja nama sama, namun rasa antara Maenpo Margaluyu yang satu dengan lainnya dapat berbeda-beda.

Kemampuan mengatasi atau menaklukkan lawan tidak hanya dengan kekuatan jasmani semata namun lebih kepada kemampuan akal dan teknis sehingga terhindar dari malapetaka baik diri sendiri ataupun orang lain, sesungguhnya keilmuan Maenpo Margaluyu adalah sebagai alat tali silaturahmi dan persaudaraan. “Membeladiri bukan untuk mencelakai lawan, namun membeladiri dan menyelamatkan lawan”. Maenpo Margaluyu memandang bahwa keahlian dalam menguasai beladiri sepenuhnya adalah  sebagai alat kontrol yang senantiasa mempertimbangkan rasio dan hati (rasa) dalam bertindak dan menganggap bahwa perkelahian bukan merupakan pilihan utama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dan ada. Maenpo Margaluyu ditujukan untuk kebaikan dan ibadah bagi yang menyebarkannya maka tindakan menjaga nilai-nilai tersebut perlu  dilakukan

Maenpo Margaluyu memandang bahwa ilmu, keterampilan, sikap yang dipelajari lebih dari sekedar “beladiri” sebagai sarana mempertahankan diri namun lebih kepada “aji diri” yakni pemahaman yang lebih mengkaji segala akibat tindakan yang akan dilakukan kepada orang lain jika hal tersebut terjadi pada diri sendiri, sehingga sangat sulit untuk mengetahui siapa yang sudah tinggi ilmunya dan siapa yang masih rendah, sebab apa yang tampak, misalnya kebagusan ibing (tari penca) tidak dapat di jadikan patokan kemahiran penca maenpo.


 

 

S I S T I M A T I K A  P E L A T I H A N

MAENPO MARGALUYU

Maenpo Margaluyu tidak mengenal tingkatan dalam olah jurusnya, dan tidak mengenal istilah guru besar. Senioritas secara otomatis akan terbentuk sendiri sesuai dengan pengalaman masing dalam implementasi sehari-hari. Dengan demikian tidak akan terjadi jarak antara pelatih dengan yang dilatih.

Pelatihan jurus-jurus Maenpo Margaluyu dilakukan secara privat/individu tidak dilakukan secara massal, karena diyakini bahwa kualitas optimal dapat diperoleh, sehingga kelak dikemudian hari pakem tata gerak jurus jurus Maenpo Margaluyu tetap terjaga kelestarianya. Tata gerak Jurus-jurus Maenpo Margaluyu dibagi tiga bagian:

Jurus Halusan dan Jurus Tikahan

Bersifat jurus  wajib ditempuh

Pelatihan jurus wajib meliputi pelajaran dasar Maenpo Margaluyu merupakan gerakan dasar yang harus dikuasai penghayat Maenpo Margaluyu. Gerakan dasar terdiri atas 5 (lima) bagian, yaitu: (1) 10 Jurus Halusan  dan 5 jurus Tikahan (2) Pancer,  (3) Tangtungan, (4) Pasangan/ Sambutan, (5) Susun Tempel. Nama-nama Jurus Halusan dan Tikahan:

Jurus   1    (Keupeul)            -     Jurus 10.2   (Tikahan 1) 

Jurus   2    (Teundeut)           -     Jurus 4.3    (Tikahan 2)

Jurus   3    (Jeblag)               -     Jurus 5.8    (Tikahan 3)

Jurus   4    (Beset)                -     Jurus 7.6    (Tikahan 4)

Jurus   5    (Giles)                 -     Jurus 9.6    (Tikahan 5)

Jurus   6    (Tamplok)          

Jurus   7    (Leliwatan)                                    

Jurus   8    (Colok)                                        

Jurus   9    (Patahan)

Jurus  10   (Angkat/Seuseup) 

Harkatan dilaksanakan setelah peserta pelatihan menyelesaikan jurus Halusan, diakhiri dengan jurus Tikahan yang merupakan penggabungan jurus Halusan. Harkatan itu sendiri hanya dilakukan satu kali saja, karena semua jurus Halusan merupakan ibu atau induk dari semua jurus jurus Maenpo Margaluyu. Harkatan atau wisuda bukanlah proses pemindahan ataupun transfer energi ataupun pengisian energi, karena keilmuan Maepo Margaluyu bukan berbasis pada ilmu ilmu hikmah yang dikenal saat ini. Harkatan itu sendiri adalah memohon kepada Allah SWT agar semua jurus jurus Maenpo Margaluyu dapat digunakan secara optimal dalam membela diri dan atau melindungi/menolong sesama umat.

Jurus Mahdi/Pancer dan Jurus Sahbandar

bersifat pilihan dalam arti tidak wajib tempuh

Pelatihan jurus Mahdi/Pancer dan jurus Sahbandar hanya diberikan kepada mereka yang sudah diharkat, karena sifatnya bukan jurus wajib, maka sistimatikanya bisa dilakukan kapan saja. Pelatihan jurus-jurus Mahdi/Pancer dan Sahbandar dimaksudkan untuk melatih olah rasa bagi penghayat Maenpo Margaluyu, agar yang bersangkutan dapat merasakan alir energi dari setiap jurus yang dipelajari, sehingga  dapat mengatur dan mengendalikan alir energi secara proposional dan efisien

Jurus Masaka (Mahdi-Sahbandar-Kari)

Bersifat khusus

Pelatihan jurus khusus Maenpo Margaluyu merupakan rangkaian gerakan jurus khusus yang harus dikuasai dan diimplemntasikan penghayat Maenpo Margaluyu. Jurus Masaka dan  Payung Rosul  dilatihkan sesuai dengan performance yang bersangkutan dalam kesempurnaan tata gerak jurus jurus yang telah ditempuh.  Pelatihan jurus Payung Rosul terbuka bagi siapa saja yang merasa telah siap secara mental dan fisik untuk mengikuti pelatihan jurus Payung Rasul. Pelatihan jurus Payung Rasul bersifat individu/perorangan,

Demikian Sistimatika Pelatihan Maenpo  Margaluyu merupakan dokumen terkendali, bersifat flexible yang bisa diupdate/disempurnakan untuk disesuaikan dengan perkembangan.




 

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

MAENPO MARGALUYU

 

PRINSIP PEMBELAJARAN

Seorang penghayat atau seseorang yang ingin belajar/mempelajari Maenpo Margaluyu, perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar di luar jurus, teknik, aplikasi dan kaedah rasa. Beberapa prinsip pembelajaran itu adalah:

Ikhlas, Yang pertama perlu ditaati adalah niatkan untuk belajar secara ikhlas, dalam artian tidak ada maksud-maksud tersembunyi seperti hanya sekedar mencoba, ingin mendapatkan kaedah-kaedah tertentunya saja, atau jurus/teknik tertentu untuk kepentingan pribadi. Niatkanlah untuk belajar secara ikhlas, yaitu memang ingin menekuni, menguasai, melestarikan dan mengembangkan untuk kemaslahatan diri sendiri dan masyarakat.

Cinta, Yang kedua adalah cintailah Maenpo Margaluyu ini maka dia akan mencintai kita. Dengan niat yang ikhlas, maka akan timbul cinta terhadapnya dan insyaallah kita akan dimudahkan dalam menuntut ilmu ini.

Sabar, Maenpo Margaluyu adalah silat yang mengutamakan rasa. Yang dikejar untuk dikuasai adalah “rasa”. Kadang seperti membosankan, sekilas sepertinya dari waktu ke waktu yang dipelajari cuma itu-itu saja. Padahal kita tidak menyadari bahwa sudah ada peningkatan dari pelajaran yang kita dapatkan. Oleh karena itu bersabarlah.

Kemauan yang kuat, Insyaallah dengan kemauan yang kuat para guru dan pelatih pun akan dengan senang hati menurunkan ilmunya.

Banyak bertanya, Bukan dalam artian cerewet tapi asal bunyi. Bertanyalah apa yang tidak kita mengerti, tapi sebelum bertanya coba dan usaha lebih dulu. Setelah terasa mentok barulah bertanya. Insyaallah selanjutnya akan terus mengerti.

Kejarlah untuk “mengerti” tidak hanya sekedar bisa, Dengan pengertian, maka semua pelajaran akan diterima dengan lebih mudah.

Takdir, Di luar semua itu, kita harus kembalikan semuanya kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa. Takdir-Nya-lah yang menentukan seberapa jauh ilmu yang akan kita dapatkan dan kuasai dari Maenpo Margaluyu ini.

PRINSIP TAHAPAN OLAH RASA

Sangat penting di Maenpo Margaluyu adalah “Olah Rasa”, yang dilakukan melalui “Ulin Tapel”. Jadi bagi anggota Maenpo Margaluyu baik itu yang belajar Halusan, Tikahan, Mahdi, Sahbandar, Masaka dan Payung Rosul pada akhirnya semua belajar Ulin Tapel. Ulin Tapel (olah rasa) sendiri dilakukan dalam tahapan:

Rasa Napel (Napel = Menempel), Ini adalah tahap pertama dalam olah rasa, dilakukan dengan menempelkan kedua lengan dengan lawan. Untuk anggota  Maenpo Margaluyu dengan “rasa” yang sudah sangat halus dan tajam, mereka melakukannya dengan tidak melihat (menunduk atau menutup mata dengan kain), tetapi bisa merasakan pergerakan lawan maupun arah tenaga dan sumber tenaga lawan.

Rasa Anggang (Anggang = “terdapat jarak”), Tahapan kedua adalah “rasa anggang”, yang dilakukan tanpa menempelkan tangan, dan mencoba membaca tenaga, arah serangan, sumber tenaga dan pergerakan lawan. Ini seperti “rasa napel” yang diberi jarak. Seperti juga dalam “rasa napel”, anggota Maenpo Margaluyu yang expert bisa melakukannya dengan mata tertutup.

Rasa Sinar (Energi), Ini mungkin terdengar dan terlihat seperti “utopia”, mimpi/khayalan. Tetapi kalau sudah melihat seorang pelaku Maenpo Margaluyu melakukannya mungkin akan percaya. Hal ini tidak berhubungan dengan ilmu ghaib. Rasa Sinar/energi sendiri bisa diartikan latihan intuisi dan eksistensi. Mungkin salah satu contoh penerapannya kita bisa mengetahui orang yang datang mendekati kita itu punya niat baik atau jahat. Sesuai dengan namanya, merasakan dari “sinar/energi” orang.

Ketiga “olah Rasa” tersebut bertujuan untuk mencari “kesempurnaan rasa” dalam Maenpo Margaluyu yang disebut “rasa sajeroning rasa”, artinya “rasa di dalam rasa”. Sebuah wujud ketenangan dan kematangan dalam ber-Maenpo.

PRINSIP IMPLENTASI JURUS

Untuk dapat melakukan jurus-jurus Maenpo Margaluyu dengan baik, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Posisi, waktu, alat, jangkauan, gerakan, dan sasaran harus benar dan tepat. Sebab, jika tidak benar dan tepat hasilnya tidak maksimal (tidak seperti yang diinginkan).

Berusaha untuk dekat dengan lawan, Dasar pencak Maenpo Margaluyu adalah permainan rasa dengan memanfaatkan atau menyalurkan tenaga lawan. Untuk dapat melaksanakannya dengan baik, maka pesilat Menpo Margaluyu harus berusaha sedekat mungkin (menempel) pada lawan. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka dalam pencak Maenpo  Margaluyu dikenal beberapa istilah, seperti: ameng tampelan, tatapelan atau usik-usikan. Jenis tenaga rasa banyak macamnya bergantung pada daya dan kegunaan. Jadi, bisa dari pangkal lengan, telapak kaki, jari-jari, dan anggota tubuh lainnya. Pemukulan misalnya, dalam seni beladiri tradisional lainnya (selain silat Maenpo) biasanya tenaga telah diisi pada awal pemukulan, sehingga jika luput (tidak mengenai sasaran) si pemukul akan terbawa oleh tenaganya sendiri. Akan tetapi, dalam Maenpo Margaluyu tenaga tidak dimulai pada awal pemukulan, melainkan pada saat mengenai sasaran. Jika pukulan tertahan oleh lawan, maka tenaga secepatnya ditarik kembali dan dikosongkan (seperti semula).

Gerakan untuk menghindar, Setiap tekanan yang terasa oleh pesilat Maenpo Margaluyu harus secapatnya dinetralisir (biasanya secara reflek karena sudah menguasai rasa). Sebagai catatan, dalam pencak Maenpo Margaluyu tidak ada ibing penca (permainan silat yang hanya berupa pengantar). Akan tetapi, langsung berisi karena sifat pencak maenpo ini ringkas dan gesit. Oleh karena itu, tidak selaras dengan gendang pencak.

Fungsi pencak yang disebut sebagai Maenpo Margaluyu ini adalah sebagai seni bela diri dan sekaligus kesehatan. Sedangkan, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain adalah: kesabaran, kecermatan dan ketangkasan. Nilai kesabaran tercermin dari penguasaan rasa yang tentunya tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dipelajari segara gigih dan penuh dengan kesabaran. Nilai kecermatan dan ketangkasan tercermin ketika harus melakukan gerakan-gerakan yang benar dan tepat.


 

KEGUNAAN DAN FUNGSI JURUS

MAENPO MARGALUYU

 

NO

  JURUS

FUNGSI JURUS

1

Keupeul

-       Pertahanan

-       Mengunci Lawan

-       Pengisian/Penguncian energi

-       Mencabut tenaga/energi yang kita pasang.

2

Teudeut

-       Membanting

-       Menundukkan lawan

3

Jeblag

-       Menahan, melempar serangan lawan

-       Melempar Serangan lawan

-       Menutup Kesaktian Nafsu

-       Mendorong, melontarkan dan menutup lawan

4

Beset

-       Membuyarkan, menghamburkan lawan

-       Memecah Sendi-sendi/Selangkangan

5

Giles

-       Untuk Menghindar Sekaligus Membanting Lawan

-       Menarik lawan/penyakit.

-       Menguasai sukma/jiwa seseorang/masa

-       Pusaran angin yang membuat lawan terpental tidak kenal arah

6

Tamplok

-       Membanting dan mematahkan Lawan.

-       Mengunci orang agar nafsu amarah/niat jahat hilang

-       Mengunci kesaktian lawan, kesaktian lawan tidak bisa keluar (sama dengan jurus 3)

-       Mengangkat sekaligus membanting

7

Leliwatan

-       Untuk menangkis lawan

-       Menarik atau membingungkan lawan

-       Melontarkan lawan depan dan belakang

8

Colok

-       Menusuk daerah jantung, leher, dan dada lawan

-       Jurus Larangan: bahkan untuk latihan sekalipun. Orang yang terkena jurus ini akan pecah jantungnya dan muntah darah

9

Patahan

-       Mematahkan Tangan

-       Melempar Keatas

10

Seseup

-       Mengangkat Tubuh Lawan

-       Mengambil Nafsu/Tenaga Lawan

1

10.2

-       Mengunci, menutup, membentengi diri dari serangan jahat, penyakit medis/non medis.

2

10.3

-       Menolak, membuang, menyingkirkan serangan lawan.

-       Membuang, menetralisir, mengobati atau untuk menyembuhkan penyakit medis/non medis

3

10.4

-       Melumpuhkan serangan hewan buas

4

10.5

-       Menyembuhkan penyakit fisik, medis dan non medis.

-       Mengisi energi penyembuhan untuk pasien

5

5.8

-       Menghancurkan, melumpuhkan lawan dan mahluk halus,

-       Mengikat dan membuang lawan fisik dan non fisik.

-       Menghancurkan atau menghilangkan ilmu jahat lawan

6

4.3

-       Diisikan kepada benda, untuk niat mengobati/menyembuhkan

7

6.9

-       Menyatukan, merukunkan, islah, menyatukan kembali rumah tangga yang berantakan.

-       Menyatukan, menyatukan merapatkan kembali penyakit/luka

8

5.5

-       Menghilangkan, membuang ilmu orang (Zhalim/Jahat)

9

9.10

-       Menyembuhkan, menyambung, mengobati penyakit tulang

10

10.9

-       Menyembuhkan, menyambung, mengobati penyakit tulang

11

8.3

-       Menyerang, melawan musuh/massa yg banyak dan kuat

-       Menyembuhkan atau mengobati penyakit syaraf atau urat.

12

4.7

-       Memisahkan atau membuyarkan, jika berhadapan dengan musuh/masa yang banyak.

13

6.3

-       Membongkar, mencabut, mengetahui rumah/sarang penjahat, makhluk halus )

14

5.3

-       Menghilangkan tenaga lawan

15

4.9

-       Mendamaikan, merukunkan, rujuk kembali suami/Istri

16

5.1

-       Mengurung/mengunci orang yg akan berbuat jahat

17

5.10

-       Mengurung, menahan, mengunci Pencuri

18

1.2

-       Melunakkan, melerai orang yg suka marah marah.

19

 

-       dan lain-lain